25 Agustus 2013
#CeritaDariKamar
Buku Harian
Dari bangku sekolah dasar hingga sekarang pun saya tak pernah lepas dari yang namanya diary. Dari era-nya buku yang kertasnya warna-warni sampai era digital saya masih menulis di diary. Karena sejujurnya saya belum bisa menuliskan yang menurut saya hal pribadi saya untuk ditunjukkan kepada banyak orang. Memang facebook twitter dan blog merupakan penyaluran atas apa yang kita rasakan, tapi tak harus semua yang kita rasakan kita bagi pada mereka, bukan? Jika semua hal bisa dikatahui banyak orang, lantas dimana privasi kita?
Masa-masa sma adalah masa-masa produktif menulis diary. Hanya pakai buku tulis biasa agar bisa disamarkan, hehehe. Diary adalah teman curhat paling pas. Selalu mendengarkan, gak pernah ngeluh dan selalu ada.
Di usia saya yang ke-18 seorang teman saya memberi hadiah diary dengan gembok. Lucu, seperti kembali ke masa kecil. Kunci gembok dibawa kemana-mana biar gak ada yang buka. Nulisnya juga diem-diem di malam hari.
Namun seberapa amanpun kau merasa menuliskan rahasiamu, kau akan selalu waspada, takut-takut ada yang mengetahuinya. Karena rahasia membuat manusia menjadi manusia. Rahasia menciptakan manusia dengan topeng, dengan drama, dengan segala rupa dan tingkah lakunya yang tak bisa diketahui, karena itu rahasia.
Salam,
penggila rahasia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar