#CeritaDariKamar
Televisi
Sebenarnya tidak terlalu suka ketika bapak bilang mau memasukkan televisi ke dalam kamar. Saya bukan seperti teman-teman saya yang sangat keranjingan dengan sinetron, ftv ataupun drama korea. Menurut saya, televisi di dalam kamar hanya akan membuat ribut dan membuat sulit tidur karena cahaya dan suara yang dihasilkannya, walaupun harus saya akui ponsel saya mempunyai andil lebih besar membuat saya terjaga di malam hari. Saya tidak terlalu suka pada banyak acara. Gosip murahan yang diulang-ulang semua stasiun televisi, acara musik pagi yang menjemukan, sinetron yang bertele-tele, reality show yang membosankan adalah salah satu alasan saya lebih baik mematikan televisi saya daripada harus melihat acara-acara tersebut. Saya hanya menyalakan televisi di saat acara standup comedy, biasa di metro tv pukul 20.30-23.00 lalu saya matikan. Ataupun acara lomba SUCI yang tayang seminggu sekali selama kurang lebih dua jam. Setelah itu saya biarkan layarnya menghitam. Dulu sewaktu saya duduk di sekolah dasar, hari minggu adalah hari menonton yang tidak boleh diganggu siapapun karena ada kartun marathon. Dari pagi udah siap di depan televisi hingga siang. Sekarang? Boro-boro kartun marathon, spongebob saja diulang-ulang terus. Saya merindukan acara musik tidak dihiasi penonton alay juga pembawa acara yang sering cari sensasi. MTv mati seiring berkembangnya budaya alay, menurut opini saya. Padahal dulu unuk mencari tau musik yang berkualitas, lagu-lagu baru bisa didapat dari Mtv. Sekarang? Lagu seminggu terkenal lalu hilang ditelan jaman.
Memang ada masanya, masa dimana televisi masih berisi acara yang mendidik dan lebih berkualitas, ada pula masa dimana televisi hanya sekedar pajangan penghilang sunyi ruangan.
Salam,
penikmat kartun marathon.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar