wanita itu
begitu menarik perhatianku. dengan senyumnya yang manis seperti menggodaku
untuk menyapanya. parasnya yang ayu membuat jantung ini serasa tak berdetak
setiap memandangi pesonanya. gayanya yang khas anak muda tercium hingga
membuatku napasku semakin sesak. susuk apa yang dipasang pada tubuhnya hingga
aku tak bisa berhenti memikirkannya. ia telah merasuki pikiranku sejak awal
kami bertemu.
katakanlah
aku anak mami, aku memang anak ibuku, beliau yang melahirkanku. sejak kepergian
ayah, aku seperti tak punya teman berbagi. kakak begitu sibuk dengan urusannya
sebagai tulang punggung, hanya ibu, satu satunya orang yang bersedia mendengar
keluh kesahku. sepertinya ibu pun tak mau menyia nyiakan aku sebagai anak
lelaki satu satunya. ibu begitu memanjakanku melebihi perlakuannya kepada
kakak. jarak usiaku dengan kakak yang cukup jauh, hampir 15 tahun, membuat
perbedaan yang cukup signifikan. dari kecil memang ibulah yang menemani hari
hariku ketika ayah sibuk bekerja dan kakak melanjutkan pendidikannya. hanya
bersama ibu aku bermain, entah kenapa aku baru terpikir bahwa aku tak punya
teman selain ibu. teman teman sekomplek tak ada yang usianya setara denganku,
aku pun jadi jarang bergaul di sekolah. ketika masih duduk di taman kanak kanak
dan bangku sekolah dasar aku ingin cepat pulang. aku hanya rindu pada ibuku,
aku tak sabar mengajaknya bermain ketika sekolah berakhir.
semua bilang
aku pengecut, aku memang tidak seberani teman temanku yang menyapanya ketika
melintas, yang ku lakukan hanya memandangi lantai takut takut seyum yang tak dapat
kusembunyikan setiap melihatmu ini terpandang oleh kedua mata jernihmu. aku
memang pengecut yang setiap hari selalu mengawasi gerak gerikmu dari belakang.
berharap suatu saat kau kan menyadari kehadiranku ketika kau melihat ke
belakang. aku memang pengecut yang tak bisa hentikan getaran tanganku ketika
kau mengajakku bicara. aku terpaksa meyembunyikan tanganku dibawah meja. aku
memang tak bisa bila dihadapkan langsung padamu, akan membuatku semakin gugup
dan tak karuan.
banyak yang
mengaggapku tak tau diri. aku, lelaki culun yang tak pernah dikenal menyukai
wanita paling populer di sekolah, primadona dari semua primadona yang pernah
dinobatkan. aku tak punya apa apa yang bisa dibanggakan, aku tak punya mobil
dan barang barang mewah lainnya yang kata orang bisa menaklukkan hati wanita.
aku juga bukan musisi handal yang jago merangkai kata kata untuk membuat wanita
luluh. aku juga tak memiliki wajah yang rupawan seperti aktor aktor yang biasa
berlaga di layar kaya yang bisa membuat wanita berteriak histeris ketika
memandangnya. aku tak punya apa apa. aku memang tak tau diri bila masih saja
mengharapkan dia, yang memiliki segalanya; paras elok, harta melimpah juga
lelaki lelaki yang mengelilinginya.
aku, si
lelaki tak tau diri masih mengharapkan gadis primadona. sudah banyak yang
bilang aku gila, tak waras, tak bisa berpikir rasional, entah apa apa lagi
julukan yang diberikan padaku. ada saja yang menyorakiku ketika melintas. tapi
kesabaran lah yang menjadikan aku. sudah cukup mereka menghinaku, wanita itu
memang milikku, ada yang salah? ketika ia jatuh aku yang membantunya bangkit
lagi, ketika terlena aku yang menyadarkannya, ketika gundah aku yang
menghiburnya, ketika dunia mencampakkanya memfitnah dirinya hanya aku yang masih
setia mendengar keluh kesahnya, aku si anak mami ini bisa menjadi dewasa di
depan masalahnya, kenapa ketika ia kembali mencapai titik puncak karirnya dunia
malah membuatku harus membuktikan bahwa aku tak menggunakan sihir apapun untuk
mendekatinya, kenapa dulu ketika ia terpuruk tak ada yang mau datang
membantunya, ketika ia sudah tenar kalian kembali hadir menawarkan hati, ia tak
akan percaya lagi, ia sudah terlanjur memberikan hatinya untukku, si pengecut
itu.
5 november
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar