Rabu, 21 November 2012

Dari Lelakimu


31 Oktober 2012

ingat ketika dulu kita masih dalam fase yang kata orang masa masa paling indah? walaupun hubungan yang kita sebut pacaran ini belum mengikat diriku dan dirimu sepenuhnya, namun sungguh aku ingin memiliki hak atas dirimu. jangan berpikiran buruk, aku bukan lelaki brengsek yang suka mempermainkan kehormatan wanita. aku sangat menghormatimu, aku menghormatimu selayaknya aku menghormati almarhumah ibuku yang telah bersusah payah mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkanku dan berjuang sekuat tenaga untuk membesarkan dan mendidikku hingga seperti ini. ibuku sudah banyak mengajarkanku bagaimana tata cara hidup di dunia agar kita tidak tersingkir, beliau tau betul cara mendidik anak anaknya, bukan dengan teori seperti di sekolah formal yang menekankan pada kecerdasan intelektual, namun beliau membuat kami learning by doing. karena menurut beliau, apa yang kita kerjakan akan lebih diingat dan lebih terasa maknanya ketimbang hanya mempelajarinya dengan membaca teori teori yang aku anggap agak membosankan menghabiskan waktu berjam jam hanya untuk membaca buku setebal buku telepon tapi kita tak mengerti makna yang terkandung di dalam tulisan tersebut. aku rasa beliau sudah cukup lelah, mungkin memang sudah saatnya beliau beristirahat. aku mengikhlaskan ibuku karena disana pasti ia akan mendapat tempat yang lebih baik. tak mungkin Tuhan tega menelantarkan salah seorang dari malaikatnya.

aku bukan ingin mengekangmu atau sebagainya, tapi harusnya kau bisa menghargaiku sebagai seseorang yang nantinya akan mendampingi hari harimu. apakah pantas jika kamu, kekasihku, sering berdua bersama pria lain tanpa sepengetahuanku. aku bukannya overprotective melarang kau berhubungan dengan teman temanmu, seharusnya kau tau batasan antara teman dan bukan. melihatmu bercanda terlalu jauh dengan pria lain yang tak pernah kau kenalkan sebelumnya padaku membuat darahku agak sedikit panas. aku bisa mengikhlaskannya jika kau melakukannya sekali dengan kekhilafan. tapi yang kau perlihatkan bukan sekali dua kali, kau terlalu sering bersama mereka, sayang. aku tau rasa sabar itu tak ada batasnya, namun aku tentu saja tak bisa diam melihatmu bermain api. aku bukannya takut terbakar cemburu, aku hanya takut kau terluka, luka akibat bermain api memang bisa disembuhkan tapi akan berbekas.
aku hanya berdoa semoga Tuhan bisa menyadarkanmu kembali. mungkin dengan sedikit teguran. tidak, aku tak bermaksud mendoakan yang tak baik untukmu. aku hanya ingin kau kembali seperti dulu saat kita mulai pertemuan ini.

tidakkah kau ingat bagaimana cara kita bertemu di tempat kerja. kebetulan pekerjaan kita sama, lalu aku dan kamu menjadi partner kemudian sedikit demi sedikit ada segelintir perasaan yang lama kelamaan menjadikan kita. kita semakin dekat karena aku dan kamu seperti barang komplementer yang saling melengkapi. kita tidak bisa berdiri sendiri karena akan menjadi percuma, tak bisa digunakan. kita rangkai hari hari indah sebagai pasangan.

mungkin kini kau sudah mencapai titik kejenuhan karena terlalu lama bertemu denganku. bertemu di tempat kerja, sepulang kerja kita bertemu lagi karena rumah kita hanya terpisah beberapa langkah. aku menyadari betapa wanita sangat mudah jenuh, aku maklum jika kau berada dalam fase itu, tapi apakah untuk menghilangkan kejenuhan kau harus bermesraan dengan pria lain? sepertinya kau tak lagi sembunyi sembunyi, entah sudah lelah dipergoki atau kau memang ingin membakar amarahku? seharusnya kau merasakan apa yang sedang ku rasakan kala memandangmu bersama orang lain. bukankah kita satu hati satu rasa. kenapa kini kau tak punya hati untuk merasakan sakitnya menjadi diriku? aku bukan egois mementingkan perasaanku sendiri, aku ingin menjagamu, sayang, dari orang orang yang ingin menyakitimu. aku tak bermaksud membuat jurang pemisah antara kau dan dunia luar. hargai usahaku jangan hanya menelantarkan diriku. sesakit inikah menjagamu? apakah kau akan tetap berlaku demikian jika sudah menjadi kekasih sah ku?

Tuhan tak pernah memberi masalah tanpa solusi. karena mereka satu paket, hanya biasanya salah satu dikatakan datang terlambat, hanya karena manusia tak mau mencari paket yang hilang itu. doa yang setiap pagi dan senja ku panjatkan akhirnya terkabul juga. kamu resmi menjadi separuh dari diriku. tingkahmu juga tak seperti dulu, kini kamu lebih bisa menjaga dirimu dan suamimu. semoga kau bisa terus seperti ini hingga kelak.

kenapa kau tampak muram? aku hanya berbincang dengan adikku. salahkah jika ia yang sudah lama tak kutemui datang lalu bercerita banyak padaku. kenapa kau gelisah? dia hanya adikku. aku ingin jalan bersama dengannya karena sebentar lagi dia akan kembali ke kotanya. apa yang kau takutkan? sebagai tanda sayang tak bolehkah aku bercanda dengannya. kenapa kau tampak marah, sayang? sedikit sakit memang tapi sabar saja, aku pernah merasakan yang lebih buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar