rintik rintik
hujan mulai jatuh membasahi semesta, buliran rahmat Tuhan juga perlahan turun
kepada umatNya. satu persatu makhluk menunjukkan rasa syukurnya atas nikmat
yang telah mereka rasakan. dedaunan mulai merunduk membagikan tetes demi tetes
yang ia terima kepada tanah yang menjadi saksi bisu perjalanan manusia di muka
bumi. hewan hewan berkeluaran dari sarangnya menikmati rinai hujan yang jatuh
membasahi badannya, menari bergembira merayakan keberkahan yang turun dari
langit. lain lagi dengan manusia, anak anak kecil berlarian bermain di genangan
air membuat suara kecipak, seperti ada suatu beban yang terlepas ketika kaki
sudah menginjak ke dalam genangan, remaja remaja seusia sekolah menengah
melompat ke dalam sungai dan mulai berlomba menjadi yang tercepat mencoba
melawan arus sungai, sedang orang dewasa tampaknya tak biasa dengan cuaca
dingin, sehingga hanya bisa menikmati keindahan hujan dari balik selimut tebal,
menggigil.
hujan selalu
membangkitkan kembali ingatan yang ingin dilupakan. kala hujan kita pernah
merasa begitu dekat, layaknya angin setiap semilir yang menghampiri itulah yang
kurasakan sebagai aroma kenangan, begitu memikat siapa saja yang menghirupnya.
melihat tiap satuan air melalui jendela, berharap pada tiap tetes yang jatuh.
kita tak berharap pada bintang jatuh, karena di kota industri seperti ini kita
tak sempat mengintip langit memastikan ada bintang yang terjatuh. hamparan
langit telah tertutupi atap atap gedung yang tinggi menjulang. berada di jalan
tak ubahnya berada di hutan, begitu banyak pohon pohon tinggi, sepanjang mata
memandang hanya pohon yang terlihat, yang disini diartikan sebagai pabrik pabrik
berasap tebal. hanya hujanlah yang setia mendengar harapan harapan kami, hujanlah
yang membawa harapan kami mengalir menuju muara kemudian menguap mencapai
langit, mungkin harapan kami juga akan menembus langit lalu mencapai Tuhan.
5 November
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar