Kamis, 12 September 2013

Aku Takut Suka Sama Kamu

Akhir-akhir ini kamu lebih sering menghilang. Ada yang berubah. Tapi tak tau apa. Akhir-akhir ini kamu sering bilang akan pergi. Entah kenapa, aku semakin bingung. Kamu memang ingin benar-benar menjauh atau kamu mau menyuruhku untuk menahanmu disini. Ponselku jadi lebih banyak diam dalam genggaman, masih berharap tiba-tiba kau menanyakan kabar. Padahal aku sudah menyiapkan jawaban, tapi kamu tak kunjung bertanya. Baterai poselku jadi jarang diisi, tak seperti dulu sehari bisa sampai tiga kali hanya untuk menerima telponmu, mengobrol dengan suara-suara aneh yang kita buat, mendengarkan alunan gitar yang kita mainkan, lalu masing-masing dari kita meminta komentar, bercerita tentang banyak hal, nama kita, makanan kesukaan, tenpat kenangan, memori terindah yang pernah kita punya. Aku masih ingat. Semuanya. Bagaimana kita menghabiskan waktu berdua, bercerita tentang teman kita, menertawakan masa lalu, mencoba meraba masa depan, caramu menjawab telpon, suara beratmu yang selalu buatku rindu, atau pesan-pesan yang sering kau kirim untukku. Aku tak pernah lupa. Semuanya.
Lalu ketika aku mulai merasa berbeda pada kita, kau malah menghilang. Ketika aku mulai merasa bahwa kau lah orangnya, kau tak ada. Ketika aku merasa siap, kau malah lenyap. Entah apa yang merasukimu.
Aku membuka pesan masuk di telpon genggamku. Monoton. Hanya ada nama kamu. Kubuka pesan paling terakhir yang kau kirim seminggu lalu, tak sabar aku menumpahkan rindu padamu.
Inbox-open message "Aku takut suka sama kamu, tapi kamunya enggak. Aku takut suka sama kamu karena takut mengecewakan kamu. Aku takut suka sama kamu karena takut gak bisa bahagiain kamu. Jaga diri baik-baik ya, semoga segalanya sukses. Maaf harus pergi karena aku takut suka sama kamu. Bye xox"
Bodoh! Kamu bodoh! Kalau suka kenapa mesti takut. Kalau suka tinggal bilang. Kamu pengecut! Kamu bodoh! Aku memukul-mukul kaca jendela, mencoba melihat beberapa bintang pada langit malam. Kamu bodoh! Seandainya waktu itu kamu katakan saja padaku.
Aku mengambil foto kita yg dibingkai warna coklat tua, warna kesukaanmu. Aku merasa pipiku panas, ada buliran hangat yang jatuh melewatinya. Seandainya kamu masih ada pasti kita akan lewati lebih banyak hal bersama. Jaga diri ya disana, kamu. Walau kita terpisah dimensi ruang dan waktu.

Sep 10, 2013 05:05pm

3 komentar: